Selasa, 28 Maret 2017

Sahabat

Hidup ini begitu cepat. Baru rasanya kemaren memakai bedak baby sekarang malah mau menikah dan inginkan baby. Kemaren gelak tawa bersama sekarang gelak tawa bersama pujaan hatinya masing-masing dengan atap yang berbeda. Aku larut dalam nostalgia lama. Sediri aku menatap atap kamar. Dulu, waktu 5 tahun yang lalu masih teebayang olehku kami tertawa bersama bercerita tentang kuliah masing-masing dan bercerita tentang lelaki yang mendekati dan cerita yang tak mesti di ceritakan, Kupikir dulu aku akan kehilangan sahabtku ketika mereka menikah. Tapi prasangkaku ternyata salah. Sahabat akan selalu hadir baik kau susah ataupun senang. Kupikir alam kami akan berbeda ketika dia menikah, tapi dia tak berubah bahkan ketika aku tak bisa melihatnya memakai pakaian adat itu, yang mungkin akan di pakainya sekali untuk seumur hidupnya diapun mengerti dan memahamiku. Aku terlilit dengan pekerjaan sehingga aku tak bisa melihatnya memakAi baju adat yang cantik jelita itu. Tapi dia memahami dan tak marah, dan malah memberikan pengertian kepadaku. Tak sanggup rasanya aku tak bisa melihat wajahnya yang riang gembira itu. Bulir-bulir air kecil mulai menggumpal di mataku. Kau tahu kawan, sahabat itu adalah jiwa yang   Sama dalam tubuh yang terpisah. Thanks my bestfriend. Terima kasih telah mengisi hariku dulu bahkan kau selalu hadir di setiap kekosonganku. Semoga kau selalu di lindungi oleh Allah S.W.T. Aku semakin yakin bahwasanay

Tidak ada komentar: