jam istirahat ku adalah jam 12 sampai jam 1. Jam itu adalah jam untuk mencari sarapan apa yang enak untuk di makan. kami pun memilih menu hari ini alah RM Padang. Selain rasa yang nikmat dan nasi yang banyak cukup untuk menambah energi sampai malam nanti (heehe maklum anak kos). selain itu nasi padang juga porsinya banyak mungkin mereka tahu lambung siapa yang akan memakan natinya (ahai).
Akupun menelpon rumah makan padang yang biasa kami pesan dengan secepat kilat di dampingi motor yamaha jupiter si pengantar cepat samai di kanotor ku (nyampe kantor baju si pengantar sobek2). aku berkata " wah hebat ya iklan d sponsori si komeng. seperti aslinya , tu baju si anu sobek". lalu si pengantar tadi berkata "sebelum naik motor baju saya udah sobek dluan kak". qw pikir motornya yang keren ternyata orangnya yg gambreng.
" nasi sudah di antar, pesanan lengkap , saatnya makan wess sewes sewes masuk nasinye" aku berkata. kami masuk ke ruangan makan dan kemudian aku mengambil kursi satpam yang ada di dekat ruang makan karna kursinya tidak lengkap.
siap makan, biasa tingkah laku manusia adalah kenyang karena kekenyangan kursi yang qw pinjam tadi lupa balikin ke tempat asalnya. Si satpam pun datang tak mendapatkan kusinya. depan belakang nyari kursi sampil geleng-geleng kepala. Akhirnya kursipun di dapat. dengan wajah berbinar-binar si satpam pun merasa kemenangannya datang, "akhirnya qw temukan juga lo" kata si satpam sambil mendorong kursi dengan penuh keyakinan dan di iringi musik we are the champion. Tempat duduk nya kembali welll. good...
besoknya hal yang sama terjadi lagi,, pesan nasi dan tak kembalikan kursi.. good.. si satpam pun hanya diam. satu minggu, dua minggu musik we are the champion berubah menjadi musik underground..
minggu ke-empat qw pesan nasi again, seperti biasa qw ambil kusi " kok gak mau digerakkan " kata qw d dalam hati. qw dorong keluar lagi, dan lagi , dan lagi sampai akhirnya qw letoy dengan sendirinya. "Ada apa dengan kursi ini? jangan-jangan di duduki makhluk halus. oh nooooooo.......ah pikiran terlalu sempit" qw perhatikan tuh kursi dari atas good, tempat duduk better, sampai ke kaki..what tu kaki kursi di ikat sama satpam ke kursi. busyet dah... mank nya tu kusi sapi pake di iket segala. ikatan pakai tali besar dan di ikataannya pun mati sampai banjir pun qw yakin si kursi sama si meja gak bakal terpisahkan. pasti si satpam lihat ni dari jauh n bilang "mampus lu dah. qw paling cerdas. Lu gak bisa ambil kursi qw lagi. akhirnya qw menang" sambil tertawa penuh kemenangan..
busyet dah.. sejak saat itu qw and teman-teman tak penah lagi tu makai kursi. sampai sekarang pun qw g pakai tuh kursi.. hancur
dalam hidup ada kala kita merasa sedih dan senang tak selama sedih akan selamanya menyinggapi akan ada kemudahan setelah itu. maka bersabarlah. Tuhanmu akan memberikan yang terbaik untukmu setelah engkau jatuh.
Selasa, 11 Maret 2014
jati diri ku kemana??????
Aku adalah anak sulung dari 4 orang bersaudara. Kami
hidup dari keluarga yang biasa saja. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan.
Aku bukanlah ratu yang menambakan kekuasaan di daerah kekuasaannya dan aku
bukanlah raja yang bisa mengatur orang lain semauku. Aku adalah aku seseorang
yang ingin apa yang ia inginkan menjadi bermakna dan berharga.
25 tahun aku hidup tapi aku belum menemukan jati
diriku tepatnya lentera jiwaku. Aku bekerja di perusahaan gajinya pas-pasan untukku sendiri tapi dengan gaji itu aku juga harus
memberikan sesuatu untukk keluargaku. Dulu aku ingin menjadi seorang guru
lambat laun waktu berjalan guru bukan juga passion ku, setelah itu aku ingin
mempunyai perusahaan besar nantinya tapi aku tak tahu harus bergerak di bidang
apa. Apalagi penyakit turunan ini selalu terngiang di kepalaku. Sakit yang
sudah menjadi turunan dari kakekku dan sebelum kakekku juga.
Yah intinya akupun belum tahu ingin jadi apa aku
nantinya. Jika aku mendambakan jadi seorang penulis aku pun jarang membaca
karya orang lain. Juga tak tahu bagaimana cara merangkai kata yang dapat
menjadi inspirasi bagi orang lain.
Aku dianugerahi tuhan imajinasi yang kuat tapi
ketika aku menguak imajinasi itu kedalam tulisan hanya beberapa baris saja dan
setelah itu akupun malas untuk menguaknya kembali. Aku sepertinya bukan
terlahir untuk menjadi penulis, entahlah teman semua berkecamuk dalam benakku.
Jika aku memulai diri untuk bekerja dikantoran itu juga bukan passion yang
hanya mengharapkan gaji itu ke itu saja tampa perkembangan yang pasti. Jika aku
mulai berwirausaha itu juga memakan modal yang cukup besar. Untuk meminjam ke
bank harus juga ada barang yang akan di sita seperti surat tanah dll. Sedangkan
aku tak punya apa-apa yang aku punya adalah tekat yang kuat untuk menjadi
seorang yang sukses dengan apa yang aku buat.
Terkadang aku juga menulis naskha tapi kembali lagi
aku mulai bosan menulis. Hmmm teman what I want?. Akupun melamun sejenak apa
usaha yang akan aku lakukan. God give me opinion to make me a success women
later. Yang aku pikirkan adalah bagaimana mencari uang yang berlebih untuk
membiayai hidupku apalagi nanti bulan juni adikku juga akan kuliah. Jadi dlama
pikirannku aku harus mencari uang lebih agar bisa membiayai adikku nantinya,
God… help me. Aku hanya sebatang kayu yang digigit
rayap jika Kau tak lagi menghiraukan ku. Mudahkanlah jalanku yaitu jalan yang
kau ridhoi, berikan aku rezki yang halal pasangan yang baik, baik untukku,
keluargaku, agamaku dan yang paling penting baik dimatamu Tuhan. Tak ada tempat
mengadu selain kepada-Mu. Tak ada tempat yang dipinta selain pada-Mu ya Robb.
AKU SEORANG MAMAK
Joni adalah
3 orang bersaudara. Dia anak yang tertua
dan mempunyai dua orang saudara. Adiknya yang ke dua bernama
Nurma dan yang ke tiga adalah Toni. Diapun tidak tahu arti namanya itu. Yang
dia tahu Dulu orang tua memberi nama anaknya apa yang dia lihat itu
yang dia namai anaknya. Seperti kasihan,upiak abu dll.
”Minangkabau tanah nan den cinto…..
Bilo den kana hati den taibo........”
Lagu itu masih ada dalam benak joni..
Saat lamunan joni
tersentak oleh panggilan istrinya. Istri yang dia nikahi sudah 20 tahun
lamanya. Yang telah mengucapkan sumpah dan janji sehidup semati. Istri yang setia kepada suaminya. Taat
kepada perintah suaminya. Dan Yang
membuat joni senang di dekatnya. Melihat joni melamun istrinya bertanya ”kenapa uda?,ada apa uda? Sembari
mendekat kepada joni yang melamun.. sepertinya dia ingin menjadi bagian tubuh
lelaki itu. Ingin merasakan apa yang diraskan lelaki itu. Memang lelaki itu
sudah tua buktinya ototnya yang dulunya kokoh kini hanya tinggal tulang yang sedikit
di balut dengan daging. Kemudian istrinya melanjutkan pertanyaanya” mengapa uda melamun seperti ini,biasa nya tak pernah denai melihat uda seperti ini.
Bagikan duka uda dengan saya, siapa tau
saya bisa membantu uda. Insya allah da” mendegar ucapan istrinya berdegup lah darah di dada. Dalam
hatinya” terima kasih gusti kau telah memberikan
kepadaku istri yang sholeh, dan karna
dia juga hidup ini berarti”. Kembali istrinya berkata ” kok melamun lagi uda?,cerita lah sama saya”.
Sembil
menarik nafas dalam joni pun mulai bercerita secara perlahan tapi pasti karna dia takut suara nya terdengar oleh masyarakat
sekitar. Maklum rumah yang sederhana itu dapat terdengar oleh orang di sana.
Rumah yang sederhana dilapisi oleh atap rumbia dan dinding kayu hasil olah
tangannya beserta tetangga sekitar. Tapi Rumah itu sangat berarti bagi dia dan keluarganya. Disana dia bisa mendengar
gelak tawa anak-anak yang dulu dia didik
dan sekarang tak tahu lagi dimana mereka berada. Pergi merantau ke jakarta tapi
tak pulang-pulang. Mungkin itu hanya cobaan bagi yang kuasa dalam menghadipi
hidup yang nista ini . tapi dia tetap bersikukuh untuk tingal disana bersama
istrinya. Tidak tahu mengapa apa yang menyebabkan dia bersikukuh disana.
Mungkin menunggu datang nya ilham dari gusti untuk menyadarkan anak-anak yang
dia sayangi dulunya.
Tapi pada malam itu bukan anak-anaknya yang dia
persoalkan tapi masalah yang lainya.
” siti, kau tau kemenakan uda? Si
nurlaila?” . ” tau uda” jawab istrinya sopan. ” ya itu yang membuat uda pusing
sekarang siti. Sebntar lagi dia mau masuk sekolah dan tentu uang nya juga tak sedikit siti.
Begitu banyak keperluan kita. Dan pendapatan kita akhir-akhir ini juga menipis.
Dan tentu tugas ku sorang mamak harus ku
jalan kan. Tidak mungkin aku lepas tangan kepada kemenakan ku, Sitti” . sitti segera mengambil peran soran isrti
menenangkan suaminya. ” uda rezki itu sudah di atur uda. Tentu uda
juga harus bertanggung jawab kepada keponakan uda kan uda anak pertma juga.
Jadi uda juga harus bertanggung jawab kepada adik-adik uda dan juga kepada umi
uda”.
” ya siti, uda tau. Tapi yang uda pikirkan
bukan masalah itu siti. Umi nya si nurlaila, nurma bilang seperti ini sama
uda.”percuma uda jadi anak tertua . Uda lihat kan saya sekarang
sakit tak bisa cari uang tuk si nurlaila. Uda juga lihat kan ekonomi kami. Anak
kami bertiga uda. Dan tentu juga uda harus bertanggung jawab kepada mereka””. Sebenarya ada kata nurma yang tak joni
ungkapkan kepada sitti karna takut hati belahan jiwanya sakit. Sebenarnya Adik joni mengatakan kalau sebagai laki-laki jangan di perbudak
oleh istri saja. Padahal aku yang berusaha mencari nafkah, tapi sitti yang
memegang uang semuanya. Padahal
semua itu salah. Tak pernah sitti melakukan hal yang demikian. Padahal modal
berjualan itu adalah modal dari keluarag siti, sedangkan joni tak punya
apa-apa. Dan joni hanya sorang laki-laki kampung yang terlahir dari keluarga
miskin yang tak bergelimang harta seperti sitti. Padahal yang selama ini
membantu mereka adalah keluarga sitti sendiri. Sitti yang berusaha meminjam
uang kepada ortunya untuk adikku, pada waktu itu adikku sakit dan tentu
membutuhkan uang yang sangat banyak tuk berobatnya. Dan kami pada saat itu juga
tidak punya uang tapi adikku terus mendesakku sehingga terpaksa kalung si sitti
yang aku jual untuk membantu berobatnya si nurma. Tapi nurma tak mau berterrima
kasih kepada istri joni. Bahkan ibu joni juga berkata ”untuk apa kau menikah
dengan orang kaya seperti itu, tapi tak dapat membantu adikmu”.
Dlam hatinya berkata ”tuhan mengapa seperti ini. Kenapa ibuku sendiri berkata seperti itu
kepada ku, padahal ketika adikku merantau ke jakarta dan ibuku mengirim beras, padahal dia sudah berkeluarga
dan tentu juga hidupnya berkecupan. Tapi tak pernah ia mengijakkan kaki ke rumah
ini lagi. Sampai akhirnya ayah kami meninggal dia pun berkata ”duluan saja tak
usah menunggu saya. Saya jauh ini ntah jam berapa sampainya”. Tuhan terasa sesak jantung ini mendengar ucapan
si toni. Padahal dia yang di sayang oleh ayah dan ibu. Demi dia mau orang tuaku
makan pakai sayur dan samba lado saja dirumah. Padahal ayah ingin dia pegang.
Apa kata ayahku nanti kalau seandainya dia tau anaknya seperti itu. Air mata
pun menetes dari mataku. Tak kuasa menahan prilaku adik-akdiku yang gila harta.
Bahakan sudah berbulan-bulan ayah menahan sakit
karna diebetes kata dokter. Tak nampak pun puncak hidunya di rumahitu. Ayah waktu itu berpesan kepada joni ” joni kalau aku mati nanti, jangan kau ambil
hati semua tindakan adik-adkmu. Tak usah kau bersedih hati karna ulah mereka.
Karna ayah sudah tau sifat mereka. Dan nanti jika ibu mu
berkata kau tak ada gunanya. Jangan kau hiraukan. Selama ini yang mengurus ku
adalah kau. Tak ada adik-adik mu. Si nurma yang dekat rumahnya dari sini tak
pernah dia melihat ayahmu.ayah tak tau salah ayah. Mungkin ayah terlalu keras
mendidiknya waktu kecil. Tapi ayah rasa kau lebih keras dari pada mereka ayah
didik dan masalah si toni tak usah kau kawatir. Tak usah kau pusing-pusing
memikirkan dia. Ayahpun tak berharap juga nantinya dia mandikan. Tak pernah dia
berterimakasih kepada ayah saat kami bersusah payah mengirimkan kebutuhan
kepadanya. Kalau di sini ada reski pasti kami kirim kepadanya. Itu pun atas
suruhan ibu mu nak. Mungkin karna dia anak bungsu jadi tahu lah dirimu kalau
anak bunggsu seperti apa manjanya.” ”uhuk-uhuk” segera joni mengambilkan air utuk ayahnya. Kakek tua itu terus melanjutkan ceritanya” ini
ada utang ayah sama sesorang. Itu ada sawah di belakang, kau jual lah kepada
siapa pun kau jual tak masalah karna itu bukan tanah pusaka. Jika uangnya
kurang tolong kau bantu ayah tuk melunasinya. Itu lah pesan yang terngiang
di telinga joni. Disana tertulis sutan mudo. Tapi joni tak tahu siapa sutan
mudo itu. Hingga sampai sudah memperinggati hari ke 100 hari ayah meninggal
baru joni tahu ternyata sutan mudo itu adalah gelar adiknya toni saat dia masih kecil. Aku tak menyangka
kenapa ayahnya menyuruhnya membayar hutang kepada adiknya. Mungkin toni pernah mengasih
ayah barang yang mungkin ayahnya menyebutnya sebagai hutangnya kepada toni.
Kini tinggal adik joni yang nomor dua di kampung
ini. Entah apa salah istrinya mereka sering mengunjingkan istri joni sesama bako
si sitti. Padahal itu kan menantu ibu joni sendiri. Kalau bukan bantuan istri
joni tak mungkin joni bisa menolong mereka. memang modal yang di berikan oleh
orang tuanya untuk modal bagi joni dan istriya ,tapi tentu joni harus mempunyai
tanggung jawab sebagai suami tentunya.
Akhirnya waktu itu sudah dekat juga. Adik joni meminta bantuan nya kepadanya. Seakan tutur kata nya sangat bersahaja
kepadanya dan istrinya. ”Tuhan apakah
mereka harus dalam kepura-puraan. Dan apakah tugas ku seorang mamak harus
seperti itu? Membiayai kemenakan. Memang pantas mamak seperti
itu tapi dimana tanggung jawab suami adikku kepada keluarganya?.
”Sampai
sekarang aku tak tahu apa fungsi mamak sebenarnya. Bukan kah mamak itu
membimbing kemenakan. Memang dalam bersaudara harus tolong menolong? Tapi
apakah harus seperti in?’
tutur joni
*** bersambung
AKU WANITA MEMPUNYAI PERASAAN YANG HALUS
Semua rasa mengumpal dalam dadaku..
Teringat akan kejadian tadi siang..
Yang kau lakukan kepadaku..
Aku perempuan yang mempnyai perasaan yang halus
Mungkin hanya dari luar kau melihat aku seperti
laki2
Tapi naluri perempuan itu tidak akan hilang dari
seorang wanita,,,
Masih
teringat olehku ketika kau merengut
Sebuah
alat yang tak terlalu penting itu..
Kau
merengut ibarat seorang musuh kepadaku…
Padahal
itu hanya sebuah alat yang tak berarti
Tapi
mungkin berarti bagimu…
Hatiku sakit..sampai sekarang pun masih sakit
Belum bisa menghilangkan rasa sakit itu
Walaupun sait itu ku lawan agar tak dendam padamu
Tapi entah mengapa hati ini tidak bisa berdusta..
Sudah terlalu sakit untk di sakiti..
Apakah kau lupa dengan
kisah mu yang dulu
Yang pernah menyakiti
hati suci ini?
Jiwa ku serasa bom atom yang mau meledak
Tak menyangka inilah
sifat mu yang sebenarnya
Mungkin ini tujuan
Tuhan menjauhkan aku dengan dirimu
Mungkin kau memang
bukan yang terbaik untukku
Dan Tuhan memilih jalan
ini untuk ku..
Mungkin ini memang
takdir kita
puisi pertama berjudul Tembakan Panah
Tembakan
Panah
Ujung panah itu menusuk jantung ku tepat di jantung
ku
Membuat jantungku memompa darah ke seluruh tubuh
Racun-racun itu menyebar di seluruh tubuh
Dia memang pandai memanah ke setiap wanita
Termasuk diriku yang tak tahu apa itu hitam dan
putih
Tapi terkadang di bola mata ini memandangnya orang
yg penuh dengan
Kasih sayang.
Aku jatuh cinta lagi kepadanya
Setelah sekian lama melepas wajahnya
Dan tak ingin melihat parasnya yang indah
Tapi itu rasanya bagaikan kelelawar tidur di malam
hari
Semoga saja tak tercipta nila yang merindukan air
susu
Hmmmm…..
Masa lalu tak sama dengan masa depan, dan tak sama
dengan masa sekarang
Aku berharap masa depan nanti terjebak dengan panah
yang tak berisi racun
Tapi berisi air suci yang akan menyembuhkan raga
jika terkena air itu.
semoga
Langganan:
Postingan (Atom)