Selasa, 11 Maret 2014

si satpam bilang "mumpus lu dah, qw paling cerdas "

jam istirahat ku adalah jam 12 sampai jam 1. Jam itu adalah jam untuk mencari sarapan apa yang enak untuk di makan. kami pun memilih menu hari ini alah RM Padang. Selain rasa yang nikmat dan nasi yang banyak cukup untuk menambah energi sampai malam nanti (heehe maklum anak kos). selain itu nasi padang juga porsinya banyak mungkin mereka tahu lambung siapa yang akan memakan natinya (ahai).

Akupun menelpon rumah makan padang yang biasa kami pesan dengan secepat kilat di dampingi motor yamaha jupiter si pengantar cepat samai di kanotor ku (nyampe kantor baju si pengantar sobek2). aku berkata " wah hebat ya iklan d sponsori si komeng. seperti aslinya , tu baju si anu sobek". lalu si pengantar tadi berkata "sebelum naik motor baju saya udah sobek dluan kak". qw pikir motornya yang keren ternyata orangnya yg gambreng.

" nasi sudah di antar, pesanan lengkap , saatnya makan wess sewes sewes masuk nasinye" aku berkata. kami masuk ke ruangan makan dan kemudian aku mengambil kursi satpam yang ada di dekat ruang makan karna kursinya tidak lengkap.

siap makan, biasa tingkah laku manusia adalah kenyang karena kekenyangan kursi yang qw pinjam tadi lupa balikin ke tempat asalnya. Si satpam pun datang tak mendapatkan kusinya. depan belakang nyari kursi sampil geleng-geleng kepala. Akhirnya kursipun di dapat. dengan wajah berbinar-binar si satpam pun merasa kemenangannya datang, "akhirnya qw temukan juga lo" kata si satpam sambil mendorong kursi dengan penuh keyakinan dan di iringi musik we are the champion. Tempat duduk nya kembali welll. good...

besoknya hal yang sama terjadi lagi,, pesan nasi dan tak kembalikan kursi.. good.. si satpam pun hanya diam. satu minggu, dua minggu musik we are the champion berubah menjadi musik underground..

minggu ke-empat qw pesan nasi again, seperti biasa qw ambil kusi " kok gak mau digerakkan " kata qw d dalam hati. qw dorong keluar lagi, dan lagi , dan lagi sampai akhirnya qw letoy dengan sendirinya. "Ada apa dengan kursi ini? jangan-jangan di duduki makhluk halus. oh nooooooo.......ah pikiran terlalu sempit" qw perhatikan tuh kursi dari atas good, tempat duduk better, sampai ke kaki..what tu kaki kursi di ikat sama satpam ke kursi. busyet dah... mank nya tu kusi sapi pake di iket segala. ikatan pakai tali besar dan di ikataannya pun mati sampai banjir pun qw yakin si kursi sama si meja gak bakal terpisahkan. pasti si satpam lihat ni dari jauh n bilang "mampus lu dah. qw paling cerdas. Lu gak bisa ambil kursi qw lagi. akhirnya qw menang" sambil tertawa penuh kemenangan..

busyet dah.. sejak saat itu qw and teman-teman tak penah lagi tu makai kursi. sampai sekarang pun qw g pakai tuh kursi.. hancur

jati diri ku kemana??????


Aku adalah anak sulung dari 4 orang bersaudara. Kami hidup dari keluarga yang biasa saja. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku bukanlah ratu yang menambakan kekuasaan di daerah kekuasaannya dan aku bukanlah raja yang bisa mengatur orang lain semauku. Aku adalah aku seseorang yang ingin apa yang ia inginkan menjadi bermakna dan berharga.
25 tahun aku hidup tapi aku belum menemukan jati diriku tepatnya lentera jiwaku. Aku bekerja di perusahaan gajinya pas-pasan untukku sendiri tapi dengan gaji itu aku juga harus memberikan sesuatu untukk keluargaku. Dulu aku ingin menjadi seorang guru lambat laun waktu berjalan guru bukan juga passion ku, setelah itu aku ingin mempunyai perusahaan besar nantinya tapi aku tak tahu harus bergerak di bidang apa. Apalagi penyakit turunan ini selalu terngiang di kepalaku. Sakit yang sudah menjadi turunan dari kakekku dan sebelum kakekku juga.
Yah intinya akupun belum tahu ingin jadi apa aku nantinya. Jika aku mendambakan jadi seorang penulis aku pun jarang membaca karya orang lain. Juga tak tahu bagaimana cara merangkai kata yang dapat menjadi inspirasi bagi orang lain.
Aku dianugerahi tuhan imajinasi yang kuat tapi ketika aku menguak imajinasi itu kedalam tulisan hanya beberapa baris saja dan setelah itu akupun malas untuk menguaknya kembali. Aku sepertinya bukan terlahir untuk menjadi penulis, entahlah teman semua berkecamuk dalam benakku. Jika aku memulai diri untuk bekerja dikantoran itu juga bukan passion yang hanya mengharapkan gaji itu ke itu saja tampa perkembangan yang pasti. Jika aku mulai berwirausaha itu juga memakan modal yang cukup besar. Untuk meminjam ke bank harus juga ada barang yang akan di sita seperti surat tanah dll. Sedangkan aku tak punya apa-apa yang aku punya adalah tekat yang kuat untuk menjadi seorang yang sukses dengan apa yang aku buat.
Terkadang aku juga menulis naskha tapi kembali lagi aku mulai bosan menulis. Hmmm teman what I want?. Akupun melamun sejenak apa usaha yang akan aku lakukan. God give me opinion to make me a success women later. Yang aku pikirkan adalah bagaimana mencari uang yang berlebih untuk membiayai hidupku apalagi nanti bulan juni adikku juga akan kuliah. Jadi dlama pikirannku aku harus mencari uang lebih agar bisa membiayai adikku nantinya,
God… help me. Aku hanya sebatang kayu yang digigit rayap jika Kau tak lagi menghiraukan ku. Mudahkanlah jalanku yaitu jalan yang kau ridhoi, berikan aku rezki yang halal pasangan yang baik, baik untukku, keluargaku, agamaku dan yang paling penting baik dimatamu Tuhan. Tak ada tempat mengadu selain kepada-Mu. Tak ada tempat yang dipinta selain pada-Mu ya Robb.

AKU SEORANG MAMAK


Joni  adalah 3 orang bersaudara. Dia  anak yang tertua dan  mempunyai  dua orang saudara. Adiknya yang ke dua bernama Nurma dan yang ke tiga adalah Toni. Diapun tidak tahu arti namanya itu. Yang dia tahu  Dulu orang tua  memberi nama anaknya apa yang dia lihat itu yang dia namai anaknya. Seperti kasihan,upiak abu dll.

”Minangkabau tanah nan den cinto…..
Bilo den kana hati den taibo........”
Lagu itu masih ada dalam benak joni..
Saat lamunan joni  tersentak oleh panggilan istrinya. Istri yang dia nikahi sudah 20 tahun lamanya. Yang telah mengucapkan sumpah dan janji sehidup semati. Istri yang setia kepada suaminya. Taat kepada perintah suaminya. Dan  Yang membuat joni senang di dekatnya. Melihat joni melamun istrinya bertanya ”kenapa uda?,ada apa uda? Sembari mendekat kepada joni yang melamun.. sepertinya dia ingin menjadi bagian tubuh lelaki itu. Ingin merasakan apa yang diraskan lelaki itu. Memang lelaki itu sudah tua buktinya ototnya yang dulunya kokoh kini hanya tinggal tulang yang sedikit di balut dengan daging. Kemudian istrinya melanjutkan pertanyaanya mengapa uda melamun seperti ini,biasa nya  tak pernah denai melihat uda seperti ini. Bagikan duka uda dengan  saya, siapa tau saya bisa membantu uda. Insya allah da”  mendegar ucapan  istrinya berdegup lah darah di dada. Dalam hatinya”  terima kasih gusti kau telah memberikan kepadaku istri yang sholeh,  dan karna dia juga hidup ini berarti”. Kembali istrinya berkata ” kok melamun lagi uda?,cerita lah sama saya”.
 Sembil menarik nafas dalam joni pun mulai bercerita secara perlahan tapi pasti  karna dia takut suara nya terdengar oleh masyarakat sekitar. Maklum rumah yang sederhana itu dapat terdengar oleh orang di sana. Rumah yang sederhana dilapisi oleh atap rumbia dan dinding kayu hasil olah tangannya beserta tetangga sekitar. Tapi  Rumah itu sangat berarti bagi  dia dan keluarganya. Disana dia bisa mendengar gelak tawa anak-anak  yang dulu dia didik dan sekarang tak tahu lagi dimana mereka berada. Pergi merantau ke jakarta tapi tak pulang-pulang. Mungkin itu hanya cobaan bagi yang kuasa dalam menghadipi hidup yang nista ini . tapi dia tetap bersikukuh untuk tingal disana bersama istrinya. Tidak tahu mengapa apa yang menyebabkan dia bersikukuh disana. Mungkin menunggu datang nya ilham dari gusti untuk menyadarkan anak-anak yang dia sayangi dulunya.
Tapi pada malam itu bukan anak-anaknya yang dia persoalkan tapi masalah yang lainya.
siti, kau tau kemenakan uda? Si nurlaila?” . ” tau uda” jawab istrinya sopan. ”  ya itu yang membuat uda pusing sekarang siti. Sebntar lagi dia mau masuk sekolah  dan tentu uang nya juga tak sedikit siti. Begitu banyak keperluan kita. Dan pendapatan kita akhir-akhir ini juga menipis.  Dan tentu tugas ku sorang mamak harus ku jalan kan. Tidak mungkin aku lepas tangan kepada kemenakan ku, Sitti” .  sitti segera mengambil peran soran isrti menenangkan suaminya. ”  uda rezki itu sudah di atur uda. Tentu uda juga harus bertanggung jawab kepada keponakan uda kan uda anak pertma juga. Jadi uda juga harus bertanggung jawab kepada adik-adik uda dan juga kepada umi uda”.
” ya siti, uda tau. Tapi yang uda pikirkan bukan masalah itu siti. Umi nya si nurlaila, nurma bilang seperti ini sama uda.”percuma uda jadi anak tertua . Uda lihat kan saya sekarang sakit tak bisa cari uang tuk si nurlaila. Uda juga lihat kan ekonomi kami. Anak kami bertiga uda. Dan tentu juga uda harus bertanggung jawab kepada mereka””. Sebenarya ada kata nurma yang tak joni ungkapkan kepada sitti karna takut hati belahan jiwanya sakit. Sebenarnya  Adik joni mengatakan  kalau sebagai laki-laki jangan di perbudak oleh istri saja. Padahal aku yang berusaha mencari nafkah, tapi sitti yang memegang uang semuanya. Padahal semua itu salah. Tak pernah sitti melakukan hal yang demikian. Padahal modal berjualan itu adalah modal dari keluarag siti, sedangkan joni tak punya apa-apa. Dan joni hanya sorang laki-laki kampung yang terlahir dari keluarga miskin yang tak bergelimang harta seperti sitti. Padahal yang selama ini membantu mereka adalah keluarga sitti sendiri. Sitti yang berusaha meminjam uang kepada ortunya untuk adikku, pada waktu itu adikku sakit dan tentu membutuhkan uang yang sangat banyak tuk berobatnya. Dan kami pada saat itu juga tidak punya uang tapi adikku terus mendesakku sehingga terpaksa kalung si sitti yang aku jual untuk membantu berobatnya si nurma. Tapi nurma tak mau berterrima kasih kepada istri joni. Bahkan ibu joni juga berkata ”untuk apa kau menikah dengan orang kaya seperti itu, tapi tak dapat membantu adikmu”.

Dlam hatinya berkata ”tuhan mengapa seperti ini. Kenapa ibuku sendiri berkata seperti itu kepada ku, padahal ketika adikku merantau ke jakarta dan ibuku  mengirim beras, padahal dia sudah berkeluarga dan tentu juga hidupnya berkecupan. Tapi tak pernah ia mengijakkan kaki ke rumah ini lagi. Sampai akhirnya ayah kami meninggal dia pun berkata ”duluan saja tak usah menunggu saya. Saya jauh ini ntah jam berapa sampainya”. Tuhan terasa sesak jantung ini mendengar ucapan si toni. Padahal dia yang di sayang oleh ayah dan ibu. Demi dia mau orang tuaku makan pakai sayur dan samba lado saja dirumah. Padahal ayah ingin dia pegang. Apa kata ayahku nanti kalau seandainya dia tau anaknya seperti itu. Air mata pun menetes dari mataku. Tak kuasa menahan prilaku adik-akdiku yang gila harta. Bahakan sudah berbulan-bulan ayah menahan sakit karna diebetes kata dokter. Tak nampak pun puncak hidunya  di rumahitu. Ayah waktu itu berpesan kepada joni ” joni kalau aku mati nanti, jangan kau ambil hati semua tindakan adik-adkmu. Tak usah kau bersedih hati karna ulah mereka. Karna ayah sudah tau sifat mereka. Dan nanti jika ibu mu berkata kau tak ada gunanya. Jangan kau hiraukan. Selama ini yang mengurus ku adalah kau. Tak ada adik-adik mu. Si nurma yang dekat rumahnya dari sini tak pernah dia melihat ayahmu.ayah tak tau salah ayah. Mungkin ayah terlalu keras mendidiknya waktu kecil. Tapi ayah rasa kau lebih keras dari pada mereka ayah didik dan masalah si toni tak usah kau kawatir. Tak usah kau pusing-pusing memikirkan dia. Ayahpun tak berharap juga nantinya dia mandikan. Tak pernah dia berterimakasih kepada ayah saat kami bersusah payah mengirimkan kebutuhan kepadanya. Kalau di sini ada reski pasti kami kirim kepadanya. Itu pun atas suruhan ibu mu nak. Mungkin karna dia anak bungsu jadi tahu lah dirimu kalau anak bunggsu seperti apa manjanya.” ”uhuk-uhuk” segera joni mengambilkan air utuk ayahnya.  Kakek tua itu terus melanjutkan ceritanya”  ini ada utang ayah sama sesorang. Itu ada sawah di belakang, kau jual lah kepada siapa pun kau jual tak masalah karna itu bukan tanah pusaka. Jika uangnya kurang tolong kau bantu ayah tuk melunasinya. Itu lah pesan yang terngiang di telinga joni. Disana tertulis sutan mudo. Tapi joni tak tahu siapa sutan mudo itu. Hingga sampai sudah memperinggati hari ke 100 hari ayah meninggal baru joni tahu ternyata sutan mudo itu adalah gelar adiknya  toni saat dia masih kecil. Aku tak menyangka kenapa ayahnya menyuruhnya membayar hutang  kepada adiknya. Mungkin toni pernah mengasih ayah barang yang mungkin ayahnya menyebutnya sebagai hutangnya kepada toni.

Kini tinggal adik joni yang nomor dua di kampung ini. Entah apa salah istrinya mereka sering mengunjingkan istri joni sesama bako si sitti. Padahal itu kan menantu ibu joni sendiri. Kalau bukan bantuan istri joni tak mungkin joni bisa menolong mereka. memang modal yang di berikan oleh orang tuanya untuk modal bagi joni dan istriya ,tapi tentu joni harus mempunyai tanggung jawab sebagai suami tentunya.
Akhirnya waktu itu sudah dekat juga. Adik joni meminta bantuan nya kepadanya. Seakan tutur kata nya sangat bersahaja kepadanya dan istrinya. ”Tuhan apakah mereka harus dalam kepura-puraan. Dan apakah tugas ku seorang mamak harus seperti itu? Membiayai kemenakan. Memang pantas mamak seperti itu tapi dimana tanggung jawab suami adikku kepada keluarganya?.
”Sampai sekarang aku tak tahu apa fungsi mamak sebenarnya. Bukan kah mamak itu membimbing kemenakan. Memang dalam bersaudara harus tolong menolong? Tapi apakah harus seperti in?’ tutur joni
*** bersambung

AKU WANITA MEMPUNYAI PERASAAN YANG HALUS



Semua rasa mengumpal dalam dadaku..
Teringat akan kejadian tadi siang..
Yang kau lakukan kepadaku..
Aku perempuan yang mempnyai perasaan yang halus
Mungkin hanya dari luar kau melihat aku seperti laki2
Tapi naluri perempuan itu tidak akan hilang dari seorang wanita,,,
Masih teringat olehku ketika kau merengut
Sebuah alat yang tak terlalu penting itu..
Kau merengut ibarat seorang musuh kepadaku…
Padahal itu hanya sebuah alat yang tak berarti
Tapi mungkin berarti bagimu…
Hatiku sakit..sampai sekarang pun masih sakit
Belum bisa menghilangkan rasa sakit  itu
Walaupun sait itu ku lawan agar tak dendam padamu
Tapi entah mengapa hati ini tidak bisa berdusta..
Sudah terlalu sakit untk di sakiti..
Apakah kau lupa dengan kisah mu yang dulu
Yang pernah menyakiti hati suci ini?
Jiwa  ku serasa bom atom yang mau meledak
Tak menyangka inilah sifat mu yang sebenarnya
Mungkin ini tujuan Tuhan menjauhkan aku dengan dirimu
Mungkin kau memang bukan yang terbaik untukku
Dan Tuhan memilih jalan ini untuk ku..
Mungkin ini memang takdir kita

puisi pertama berjudul Tembakan Panah


Tembakan Panah
Ujung panah itu menusuk jantung ku tepat di jantung ku
Membuat jantungku memompa darah ke seluruh tubuh
Racun-racun itu menyebar di seluruh tubuh

Dia memang pandai memanah ke setiap wanita
Termasuk diriku yang tak tahu apa itu hitam dan putih
Tapi terkadang di bola mata ini memandangnya orang yg penuh dengan
Kasih sayang.

Aku jatuh cinta lagi kepadanya
Setelah sekian lama melepas wajahnya
Dan tak ingin melihat parasnya yang indah
Tapi itu rasanya bagaikan kelelawar tidur di malam hari

Semoga saja tak tercipta nila yang merindukan air susu
Hmmmm…..
Masa lalu tak sama dengan masa depan, dan tak sama dengan masa sekarang
Aku berharap masa depan nanti terjebak dengan panah yang tak berisi racun
Tapi berisi air suci yang akan menyembuhkan raga jika terkena air itu.
semoga